Thursday, September 5, 2013

MINYAK GORENG BEKAS (JELANTAH)

Setiap orang pasti kenal dengan minyak goreng, bagaimana tidak? Setiap hari makanan yang umumnya disantap orang Indonesia pasti salah satunya diproses menggunakan minyak goreng. Minyak goreng terbuat dari Kelapa sawit, dari buah kelapa atau tumbuhan bahkan termasuk lemak hewani, namun yang umum dipergunakan adalah minyak kelapa sawit. Minyak goreng umumnya berwarna keemasan, namun ada juga yang kekuningan seperti minyak kelapa.



Minyak goreng umumnya baik digunakan sebanyak 2-3 kali pemanasan. Setelah itu sebaiknya minyak goreng bekas tidak dipergunakan kembali karena tidak baik untuk kesehatan. Mengapa?

pemakaian minyak goreng dengan suhu tinggi dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kimia dan sifat- sifat fisiknya. sebuah percobaan kepada hewan menggunakan secara langsung minyak yang telah rusak melaporkan adanya gejala penyakit seperti; peningkatan kolesterol darah, keracunan, serta terbentuknya sel kanker.

Selama ini orang tidak sadar bahaya mengkonsumsi minyak jelantah. baru setelah makan, kerongkongan terasa gatal atau serak- serak. sesuai hasil penelitian, minyak jelantah mengandung gugusan benzena yang dapat menimbulkan kanker. senyawa ini mengandung dioksin yang masuk melalui sel dalam tubuh.



Pertanyaan selanjutnya, berapa kali minyak jelantah masih aman untuk di gunakan?

Sebenarnya tergantung dari bahan yang digoreng, minyak goreng serta suhu penggorengan. semakin tinggi suhu penggorengan, semakin memperpendek masa penggunaan. Namun, sebenarnya minyak goreng sudah tidak layak di pakai setelah 3 sampai 4 penggorengan (ingat! lebih baik menggoreng dengan makanan yang sama seperti menggoreng "ikan" maka seterusnya sampai penggunaan 3 kali harus menggunakannya lagi untuk menggoreng "ikan").




Kandungan lemak tidak jemu serta vit. a, d, e, serta k yang ada di minyak makin lama dapat makin menyusut. serta yang tersisa tinggal asam lemak jemu yang bisa mengakibatkan penyakit layaknya jantung koroner serta stroke. Sebagian penelitian menyebutkan bahwa minyak jelantah memiliki kandungan senyawa karsinogenik yang bisa mengakibatkan penyakit kanker.  

Di hotel-hotel, restoran yang sudah terstandarisasi, pemakaian minyak goreng juga diatur. Ada yang mematok 2 kali namun ada juga yang mematok sampai 3 kali penggunaan.  Hal ini ditujukan untuk menjaga kualitas makanan dan menghindari segala kemungkinan buruk dari konsumsi minyak jelantah terhadap tubuh manusia.

Lantas, apakah minyak jelantah akan dibuang begitu saja? Jawabannya tidak!!
Membuang minyak jelantah di badan air akan mencemari lingkungan juga. Sebaiknya minyak goreng bekas pakai dikumpulkan di suatu wadah agar tidak berceceran dan mencemari lingkungan. Minyak jelantah masih dapat dipergunakan untuk bahan baku beberapa komoditi seperti Biodiesel, Sabun dll. Penggunaan minyak jelantah untuk bahan baku biodiesel sangat baik, mengingat semakin menipisnya cadangan minyak dunia. Hasil penelitian membuktikan bahwa kualitas bahan bakar biodiesel tidak jauh berbeda dengan penggunaan solar dari hasil penyulingan minyak bumi.



Apakah anda ingin berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan? Tampung minyak goreng bekas pakai anda dan kumpulkan untuk bahan baku biodiesel.
Kemana anda dapat mengumpulkan minyak goreng bekas anda? Sudah banyak pengumpul yang mengumpulkan minyak goreng bekas, namun anda juga harus mewaspadai penyalahgunaan penggunaan Hidrogen Peroksida dalam penjernihan minyak jelantah. Pilih pengumpul yang tepat, atau anda dapat menghubungi kami!! Kami mensuplly kebutuhan pabrik biodiesel, kami siap membantu anda menangani permasalahan limbah minyak goreng bekas anda.

Go Green
Genesis Recycling - Bandung
contact : Ilham Fajar (081295187186)
              Donny (081224455479)


No comments:

Post a Comment