Saturday, August 10, 2013

Ironi Pemilahan Sampah Akibat Salah Penanganan

Ini adalah cerita konyol dari seorang teman. Seperti diketahui, gagasan memilah sampah sudah lama diseminasikan maupun melalui berbagai testimony dan best practice di masyarakat yang menjadi bukti nyata bahwa persoalan sampah semakin krusial saja. Meski demikian, sebagian masyarakat masih terjebak dengan pengertian sampah itu sendiri. Sampah adalah sampah, alias tidak berguna sehingga harus dibuang. Sementara di laman Wikipedia disebutkan, sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
Tapi apakah kita pernah menyadari bahwa sesungguhnya sesuatu yang dianggap sampah itu tidak pernah terbuang dalam pengertian yang sesungguhnya? Ini artinya adalah bahwa sampah sebenarnya masih disekitar kita, hanya berpindah tempat saja, misalnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), kecuali sampah yang dapat diurai oleh lingkungan.
Kembali ke persoalan pemilahan sampah. Jenis sampah berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sampah organik (dapat diurai) dan sampak an organik (tidak dapat terurai). Gagasan pemilahan sampah dimulai dari sifat sampah ini. Pemilahan sampah mempunyai tujuan untuk mengurangi timbunan sampah melalui program 3R, yaitu Reduce, Reuse dan Recycle, yang merupakan langkah sederhana yang dimulai dari tiap-tiap rumahtangga. Pemilahan sampah dilakukan berdasar 2 sifat sampah tadi, menggunakan 2 wadah, dimana satu wadah untuk sampah organik dan satu wadah lagi untuk sampah an organik.
 Nhah, kembali ke cerita teman saya tadi, kesadaran yang diikuti tindakan pemilahan sudah berusaha dia lakukan. Sampah dari rumahnya dia pilah-pilah menjadi beberapa kategori, ada sampah organik, sampah kaleng, sampah plastik dan kaca serta sampah logam dan kemudian dia taruh dihalaman depan rumahnya di tempat biasanya petugas pemungut sampah mengambilnya. Tanpa diiringi kesadaran yang komprehensif tentang pemilahan sampah, Anda bakalan bisa menebak apa yang terjadi? Bruuukk, sampah-sampah hasil pilahan teman saya tadi ditumpahkan secara bersamaan ke dalam gerobak sampah. Alhasil, sampah itu kemudian berserakan dan bercampur lagi……… Oalah piye tho Pak…Pak…..kok sia-sia men…!
(dikutip dari www.kompasiana.com)

Cerita diatas memang adalah hal yang akan sering kita temui sehari-hari. Pemilahan sampah yang dikampanyekan oleh banyak orang dan organisasi akan menjadi sia-sia saja apabila ujung-ujungnya akan disatukan kembali saat truk sampah datang mengangkut sampah. Jadi bagaimana solusinya? Semua pihak harus memiliki kesadaran (not just kampanye dan slogan untuk mencari dukungan) tentang pengelolaan sampah ini. Terutama sampah-sampah dari mall, kantor, dan pabrik yang bisa saja mengandung salah satu bahan B3. Perlu penanganan lebih serius untuk mengatasi pemilahan ini!

No comments:

Post a Comment